Setelah dia ditolak untuk berbicara di kuliah umum Bersama Indonesia di MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Anies Baswedan, calon presiden dari Koalisi Perubahan, akhirnya angkat suara. Menurutnya, kampus harus netral.
Menurut panitia, capres nomor satu dibatalkan karena tidak memiliki izin. Muhammad Khalid, yang bertanggung jawab atas acara, menyatakan bahwa pihak pengelola telah melaporkan kepada rektorat bahwa Anies tidak dapat hadir.
BACA JUGA : Pakta Integritas Ijtima Ulama Akan Diserahkan Minggu Ini
“Tentu saja melewati pengelola tadi ya, pesannya itu dari pengelola bahwa rektorat tidak mengizinkan kehadiran beliau, jadi mengatasnamakan rektorat,” kata Khalid kepada wartawan pada Jumat (17/11).
Dalam tanggapannya, UGM melalui sekretarisnya Andi Sandi menyatakan bahwa mereka telah bertanya langsung kepada pimpinan kampus, dan tidak ada pimpinan kampus yang mengeluarkan pernyataan yang menolak kedatangan Anies.
Jika Anda melihat dari sudut pandang flyer, ini adalah diskusi ilmiah. Namun, pernyataan bahwa rektorat akan menolak masih menjadi perhatian kami, yang menurut kami sangat mendorong UGM. Siapa yang menolak? Pada Jumat (17/11), Andi Sandi menyatakan, “Saya sudah bertanya kepada Bu Rektor, saya sudah bertanya kepada teman-teman wakil rektor ini, dan tidak ada yang memberikan pernyataan ini.”
Selama ini, kampus telah sangat terbuka untuk kegiatan akademik, terutama bagi mereka yang menyewa fasilitas kampus.
“Pada prinsipnya, meminjam itu boleh, apalagi ini acara akademik,” katanya.
BACA JUGA : Capres Anies Akan Bangun Stadion Sepak Bola Di Makassar