Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dia menyatakan bahwa pengajuan KPR hanya mudah bagi pekerja formal, bukan pekerja informal.
Ini jugalah yang pada akhirnya menyulitkan masyarakat untuk membeli rumah. Oleh karena itu, ia memutuskan bahwa perlu ada perubahan pada aturan KPR untuk membuat pembelian rumah menjadi lebih mudah bagi semua orang.
Menurut Anies, 90% perekonomian Indonesia adalah usaha mikro yang membutuhkan dukungan dari karyawannya. Oleh karena itu, mengajukan KPR tidak hanya dipermudah bagi pekerja sektor formal. Ini juga menawarkan perubahan pada sistem KPR.
BACA JUGA : Tidak Bekampanye Di Apdesi Prabowo Hanya Berharap Didukung, Beda ta?
Karena itu saya bertanya, apakah sulit untuk mendapatkan KPR dengan situasi seperti ini? Jika tidak, mari kita ubah ini semua sehingga ada perubahan,” katanya.
Selain itu, Anies berbicara tentang fakta bahwa 85% orang membangun rumah mereka sendiri tanpa menggunakan kontraktor. Dia berpendapat bahwa perlu ada sistem yang memungkinkan orang membangun rumah mereka sendiri tetapi juga memiliki akses ke KPR.
BACA JUGA : Bahaya Bagi Indonesia! Prabowo Sebut Solusi Masalah Adalah Duit
Namun, sistem KPR memerlukan kontraktor. Dari mana 85% ini bisa mendapatkan pinjaman? Tidak ada konsekuensi bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk membangun rumah dengan baik. Sebaliknya, kita harus membuat sistem yang memungkinkan orang membangun sendiri dengan akses ke KPR dan diawasi. Menurutnya, mereka dipaksa untuk mematuhi komitmennya karena ada sistem laporan yang baik.
Anies juga membandingkan kemudahan kredit kendaraan seperti mobil atau sepeda motor, yang nilainya mudah turun, dibandingkan dengan harga rumah yang biasanya naik setiap tahun.
Kenapa kredit rumah dengan aset yang akan meningkat lebih sulit daripada aset yang harganya turun? Anies mengakhiri dengan mengatakan, “Inilah perubahan yang ingin kita bawa, dan ini tawaran kami bagi Generasi Z.”