Pasang Iklan Bisnis Anda di Detikheadline.com
Gibran-Mendadak-Jadi-Pemandu-Sorak
Gibran-Mendadak-Jadi-Pemandu-Sorak

Gibran Dianggap Netizen Provokatif Saat Debat Capres Perdana

Karena terlalu emosional dan tidak mampu mengendalikan diri, Gibran bangkit dari kursi dan mengayunkan kedua tangannya ke atas, membuatnya menjadi viral. Ini terjadi saat Prabowo dan Anies berdebat tentang keputusan MK yang dianggap tidak etis yang memilih Gibran sebagai cawapres.

Seperti daun pohon musim gugur, gambar pemimpin muda langsung rusak. Orang yang biasanya kalem di depan media akhirnya terbukti tidak bersalah.

Memang, Gibran telah meminta maaf, tetapi itu tidak akan mengejutkan publik dengan perubahan pendapat yang tiba-tiba ini.

Dengan demikian, KPU akan mengevaluasi perdebatan awal kandidat presiden. Salah satu yang akan dipertimbangkan adalah tindakan Gibran yang dianggap provokatif selama debat Prabowo.

“Besok dievaluasi (dugaan pelanggaran)”, kata Hasyim Asy’ari, ketua KPU, Rabu malam di KPU Bali. KPU segera mengundang seluruh tim kampanye masing-masing pasangan capres untuk menilai debat perdana.


BACA JUGA : Tepis PD, Timnas AMIN Sebut Belum Pernah Terlihat Anies Arogan

Bagaimana jika itu provokatif? Mungkinkah KPU berani memberikan sanksi kepada Gibran, entah itu dengan menghapusnya dari debat pemilihan presiden berikutnya, memberikan kartu kuning atau bahkan kartu merah? Minimal, teguran lisan atau tertulis akan diberikan jika terjadi pelanggaran. Hasilnya lucu. Karena fakta bahwa dia adalah anak siapa—hehehe—tidak ada yang akan tegas.

Selain itu, masyarakat tidak akan peduli dengan kesalahan Gibran. Setidaknya tidak akan terjadi apa-apa. Tidak ada komentar dari Bawaslu pada masa lalu ketika ribuan perangkat desa menghadiri acara deklarasi capres-cawapres. Silaturahmi saja, tidak ada deklarasi.

Anda tidak perlu bertanya tentang buzzer sebelah. Mereka akan terus membela sampai mati. Mereka pasti akan menyatakan bahwa itu menunjukkan semangat dan vitalitas. Indonesia membutuhkan pemimpin muda yang bersemangat, dinamis, dan bersemangat. Sangat tidak masuk akal.

Sebuah kutipan mengatakan, “Jika Anda memberi saya sepuluh pemuda, saya akan mengguncang dunia.” Negara ini akan menjadi seperti apa jika ada sepuluh Gibran? Negara ini tampaknya tidak siap secara mental untuk menjadi pemimpin. Menurutnya, kelompoknya masih menguasai sebuah kota, dan mereka memiliki keistimewaan yang memungkinkan pembangunan kota mereka berkembang cukup cepat dibandingkan kota tetangga sebelah.

Jika KPU atau Bawaslu ingin mendapatkan kepercayaan lebih banyak, mereka harus bertindak tegas jika tindakan Gibran melanggar atau provokatif. Sangat disarankan untuk tidak melaporkan masalah dari awal jika hanya masalah kecil. Namun, kembali ke perspektif publik, apakah ada yang berani mengambil tindakan tegas terhadap Gibran?


BACA JUGA : Timnas AMIN Sebut Cak Imin Siap Debat Cawapres, Lawan Berat Cuma Mahfud

Loading

Silahkan Telusuri

KPU: Tingkat Partisipasi Pemilih Dalam Pilpres 2024 Sebanyak 81,78 persen

JAKARTA, DetikHeadline – August Mellaz, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, menyatakan bahwa 81,78 …

Leave a Reply