JAKARTA, DetikHeadline – Yeka Hendra Fatika, anggota Ombudsman Republik Indonesia, menganggap rencana Perum Bulog untuk mengakuisisi sumber beras di Kamboja sebagai terobosan besar, mengingat biaya investasi lahan di Indonesia saat ini meningkat.
Ia menyatakan bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor beras lagi setelah mengambil perusahaan beras di Kamboja.
“Kalau perlu Bulog itu mengakuisisi lahan-lahan di Vietnam, Thailand, atau Australia,” ujar Yeka.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa beras yang akan diproduksi oleh Bulog mungkin berasal dari beras yang ditanam oleh petani di Vietnam, Thailand, atau Kamboja, karena lahan di negara-negara ini masih murah, sehingga biaya produksinya juga lebih rendah.
“Ini penting sekali sehingga modalnya dari kita, diambil untuk kita sendiri, sehingga jauh lebih murah. Harapannya jangan sampai kalau sudah seperti itu beras impor masih mahal, itu terlalu namanya,” katanya.
Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Perum Bulog akan membeli sumber beras Kamboja.
“Bulog juga akan akuisisi beberapa sumber beras di Kamboja. Presiden (Joko Widodo) tadi sudah memerintahkan saya untuk kita tindak lanjuti,” kata Luhut.
Luhut menyatakan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan akuisisi tersebut.
Dalam menanggapi pernyataan itu, Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Perum Bulog, menyatakan bahwa pihaknya siap menerima arahan dan penugasan pemerintah terkait kerja sama ekonomi dan investasi pangan, terutama terkait beras dengan negara Kamboja.
“Sejauh ini Bulog juga sudah melakukan kerja sama perdagangan beras dengan Kamboja baik dengan skema b to b maupun skema g to g di tahun 2023 dan awal 2024,” ucap Bayu.
Baca Juga : Presiden Jokowi Terbitkan Keppres Satgas Judi Online Yang Diketuai Hadi Tjahjanto