Masyarakat tertarik dengan pernyataan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming, yang salah menyebut asam folat menjadi asam sulfat. Tak hanya salah ucap, Gibran juga dikritik karena tidak sering berbicara dengan cawapres.
Menurut Andre Noevi Rahmanto, pakar komunikasi politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), ada beberapa kemungkinan karena kesalahan pengucapan dan ketidakhadiran Gibran dalam debat cawapres.
Saya melihat bahwa ada dua kemungkinan. Kamis, 7 Desember 2023, Andre menyatakan bahwa, “Pertama, dia memang takut debat, dan kedua, dia memang sengaja untuk berstrategi seperti itu, branding.”
Branding seperti itu benar karena membuat perbedaan pada sebagian masyarakat atau pemilih yang tidak suka debat. Andre menjelaskan, “Sebagian orang mungkin berharap ingin melihat debat di mana masing-masing calon menyampaikan gagaasannya, tetapi banyak dari sekian juta pemilih, atau seratus juta pemilih, tidak suka itu (debat), jadi dia mengambil segmen itu.”
BACA JUGA : Cawapres Cak Imin Janjikan Dana Untuk Desa-Desa Jika Menang
Andre berpendapat bahwa jika ini benar-benar menjadi taktik branding, hal itu dapat digunakan untuk melemahkan koalisi Gibran-Prabowo. Dia berpendapat bahwa Wali Kota Solo harus lebih berhati-hati dan tidak hanya melihat pemilu sebagai cara untuk menang.
Sebaliknya, Gibran dan kedua cawapres lainnya seharusnya dapat menggunakan debat cawapres sebagai kesempatan untuk menyampaikan ide dan keinginan mereka kepada mereka yang memilih mereka. Ini akan memungkinkan masyarakat untuk menilai para cawapres setelah mereka selesai.
Pemimpin harus siap. Salah satunya adalah siap untuk berkomunikasi dengan baik. Menurutnya, politik adalah persaingan ide dan pembicaraan yang tidak dapat dihindari.
Andre menambahkan, “Kalau kemudian itu dihindari dengan mengatakan yang penting kerja nyata itu kan semacam apologi atau semacam pemakluman.”
BACA JUGA : HNW Berkomentar Terkait Jubir TKN Prabowo-Gibran Sebut Pelindungan Kaum Non-Biner
Andre juga menyinggung video di media sosial yang menunjukkan kesalahan pronunciation Gibran. Menurutnya, dengan media sosial yang terbuka bagi semua orang, mengubah asam folat menjadi asam sulfat yang disebutkan Gibran adalah kesalahan fatal. karena hal itu dapat menyebabkan calon pemilih menjadi tidak tertarik untuk memilih pasangan Prabowo-Gibran.
Jika bahasa anak sekarang ilfeel, awalnya mungkin berharap. Menjadi ilfeel jika dia salah terus. Karena itu, berhenti melakukan kesalahan.
Menurutnya, ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan seorang tokoh publik: mereka memiliki kredibilitas yang tinggi, dan mereka dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan penonton.
Dia berkata, “Jika dia sering salah, itu menurunkan kredibilitasnya. Ngomong apa lagi orang nggak percaya, takut, dikira salah lagi.”